Indonesia resmi menjadi tuan rumah pertemuan regional UNESCO yang mengusung tema “Education for Sustainable Peace”. Acara ini mempertemukan para delegasi dari negara-negara Asia Tenggara untuk membahas bagaimana pendidikan dapat dijadikan fondasi utama dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Dalam forum tersebut, peserta sepakat bahwa pendidikan bukan hanya soal meningkatkan kualitas akademis, tetapi juga membentuk karakter generasi muda agar mampu menghadapi perbedaan dengan sikap toleran. Beberapa topik penting yang dibahas meliputi integrasi nilai-nilai perdamaian dalam kurikulum sekolah, peningkatan kapasitas guru dalam mengelola keberagaman di kelas, serta penggunaan teknologi digital secara sehat untuk meredam polarisasi sosial.
Perwakilan Indonesia menekankan bahwa pengalaman bangsa dalam menghadapi konflik sosial dapat menjadi pelajaran berharga bagi kawasan. Menurut pemerintah, mengajarkan keterampilan mediasi, dialog antaragama, dan pemahaman lintas budaya sejak dini akan menciptakan generasi yang lebih tangguh terhadap provokasi dan kekerasan.
UNESCO sendiri menilai forum ini penting karena Asia Tenggara merupakan wilayah dengan dinamika sosial-politik yang kompleks. Dengan menjadikan pendidikan sebagai garda depan perdamaian, kawasan ini diharapkan bisa meminimalisir risiko konflik di masa depan.
Selain menjadi ajang tukar gagasan, pertemuan ini juga menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama antarnegara, termasuk dalam penyusunan kurikulum bersama dan program pelatihan guru lintas batas. Indonesia berjanji akan menindaklanjuti rekomendasi forum dengan kebijakan nyata di sektor pendidikan nasional.
Melalui peran sebagai tuan rumah, Indonesia semakin mempertegas posisinya sebagai negara yang mendorong harmoni dan kerukunan di tingkat regional maupun global.

