Blitar, Jawa Timur – Sebuah insiden mengejutkan menimpa pos pemantauan aktivitas Gunung Kelud. Peralatan canggih bernilai sekitar Rp1,5 miliar yang dipasang untuk memantau kondisi vulkanik gunung berapi itu dilaporkan hilang. Dugaan sementara, perangkat tersebut lenyap akibat pencurian.
Kejadian itu terungkap ketika tim pengamat mendatangi salah satu titik alat di jalur pendakian via Situs Gadungan, Kecamatan Gandusari, pada 8 September 2025 lalu. Awalnya, petugas mengira alat berhenti bekerja karena kerusakan teknis—seperti aki melemah atau terkena petir. Namun setelah diperiksa langsung, ternyata komponen utama sudah tak ada lagi di lokasi.
Komponen yang Hilang
Perangkat yang raib bukan barang sembarangan. Di antaranya terdapat:
-
GNSS Leica GR30 untuk memantau deformasi tanah,
-
Seismik Broadband Certimus guna mendeteksi gempa mikro,
-
beberapa unit aki, kabel panel surya, serta komponen penangkal petir.
Seluruh rangkaian itu berfungsi sebagai “mata dan telinga” bagi para ahli vulkanologi, agar aktivitas Gunung Kelud bisa dipantau secara real time.
Dampak Pemantauan
Hilangnya perangkat ini otomatis menurunkan kualitas data pemantauan gunung. Padahal, Kelud dikenal sebagai salah satu gunung paling aktif di Jawa Timur, dengan letusan besar terakhir terjadi pada 2014. Tanpa dukungan alat tersebut, para peneliti kesulitan membaca gejala awal peningkatan aktivitas vulkanik.
Langkah Penanganan
Kasus ini sudah ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Tim dari Polres Blitar bersama Polsek Gandusari turun ke lokasi melakukan penyelidikan. Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai identitas pelaku maupun motif pencurian.
Pihak Badan Geologi mengimbau masyarakat sekitar untuk ikut menjaga peralatan pemantau yang dipasang di jalur pendakian. Mereka menegaskan bahwa alat-alat tersebut dipasang bukan untuk kepentingan komersial, melainkan keselamatan warga.
“Alat ini vital untuk memberi peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas Kelud. Kehilangannya jelas merugikan banyak orang,” kata salah satu petugas pengamat.

