Lumajang, Jawa Timur — Gunung Semeru kembali mengalami erupsi besar pada Rabu, 19 November 2025. Letusan terjadi berulang kali dan menghasilkan kolom abu pekat yang menjulang hingga sekitar 2.000 meter di atas puncak gunung. Awan panas guguran juga tercatat meluncur jauh, mencapai hingga tujuh kilometer dari kawah, terutama mengarah ke Besuk Kobokan.
Peningkatan Aktivitas yang Cepat
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan adanya aktivitas seismik yang kuat. Gempa letusan, guguran, serta getaran vulkanik muncul dengan intensitas tinggi, menandakan adanya tekanan besar dari dalam tubuh gunung. Kondisi ini membuat pihak berwenang menaikkan status Semeru ke Level IV (Awas), tingkat tertinggi dalam sistem peringatan gunung api di Indonesia.
Evakuasi Warga dan Pendaki
Dampak erupsi membuat sekitar 300 warga dari beberapa desa di lereng Semeru harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Wilayah yang terdampak paling berat meliputi Desa Supit Urang, Oro-Oro Ombo, dan Penanggal. Pemerintah Kabupaten Lumajang juga menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari untuk mempercepat penanganan dan distribusi bantuan.
Selain warga, ratusan pendaki yang berada di sekitar Ranu Kumbolo juga sempat terjebak akibat abu pekat dan jarak pandang yang hilang. Petugas akhirnya berhasil mengevakuasi mereka secara bertahap, dan seluruh aktivitas pendakian kini ditutup total sampai kondisi kembali aman.
Imbauan Keselamatan
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer di sektor tenggara Semeru, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan yang berpotensi menjadi jalur awan panas dan aliran lahar. Warga yang tinggal di bantaran sungai berhulu Semeru juga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lahar apabila hujan turun.
Gunung Aktif dengan Riwayat Panjang
Gunung Semeru dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di Jawa. Aktivitas erupsi yang terjadi saat ini merupakan lanjutan dari pola letusan yang sudah berlangsung dari waktu ke waktu. Dalam catatan sejarah, Semeru berkali-kali menghasilkan awan panas dan erupsi besar yang berdampak pada permukiman di sekitarnya.

