Perang Rusia–Ukraina yang sudah memasuki hari ke-1339 kembali menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian masih jauh dari kata dekat. Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara dan drone kembali mewarnai langit Ukraina. Rusia mengklaim berhasil menembak jatuh ratusan drone Ukraina, sementara beberapa kota di Ukraina melaporkan kerusakan berat pada infrastruktur vital.
Di sisi lain, Ukraina menuduh Rusia meningkatkan intensitas serangan di wilayah timur, terutama di Donetsk dan Kharkiv. Serangan ini bukan hanya menimbulkan korban sipil, tetapi juga memperburuk kondisi ekonomi dan kemanusiaan di kawasan itu.
Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, disebut tengah mempertimbangkan bantuan militer tambahan. Namun, dukungan itu juga mulai mendapat tekanan dari dalam negeri masing-masing, karena perang yang berkepanjangan ini semakin membebani anggaran.
Sementara itu, PBB kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dan mendesak kedua pihak membuka jalur evakuasi bagi warga sipil. Meski begitu, hingga kini belum ada tanda-tanda nyata dari kedua belah pihak untuk duduk di meja perundingan.
Para pengamat menilai bahwa konflik ini bukan sekadar perang wilayah, tetapi juga benturan pengaruh global antara Barat dan Rusia. Di tengah ketegangan yang belum surut, dunia terus menanti apakah diplomasi mampu bicara di atas dentuman senjata.

