Jakarta – Perjalanan revisi Undang-Undang Hak Cipta kini beralih ke meja kerja Komisi XIII DPR RI. Meski proses legislasi sudah resmi ditangani oleh parlemen, nama dua musisi ternama, Melly Goeslaw dan Once Mekel, tetap dicatat sebagai pihak yang pertama kali mengusulkan perubahan aturan tersebut.
Keduanya sebelumnya mengajukan naskah akademik revisi sebagai representasi komunitas kreatif yang menuntut perlindungan lebih kuat terhadap karya seni di era digital. Usulan itu kemudian diterima Badan Legislasi (Baleg) DPR sebelum akhirnya dialihkan ke Komisi XIII yang membidangi urusan hukum dan perundang-undangan.
Ketua Komisi XIII menyampaikan bahwa revisi ini akan mengakomodasi kebutuhan seniman, penulis, hingga pelaku industri kreatif, khususnya terkait distribusi karya di platform digital. “Kami berkomitmen melibatkan para pemangku kepentingan agar aturan yang lahir benar-benar melindungi pencipta dan pelaku usaha,” ujarnya.
Melly dan Once sendiri menegaskan bahwa tujuan utama dari revisi ini bukan hanya soal royalti, tetapi juga keadilan dalam pemanfaatan karya cipta, termasuk di media sosial, layanan streaming, hingga iklan komersial. Mereka berharap keterlibatan musisi dalam proses hukum bisa memberi warna baru dan mendorong lahirnya regulasi yang berpihak pada pelaku kreatif.
Langkah DPR ini disambut positif oleh sejumlah organisasi profesi, meski sebagian pengamat menilai perlu ada keseimbangan agar kepentingan publik tetap terjaga. Revisi diperkirakan akan melalui serangkaian pembahasan panjang, termasuk uji publik dan forum dengar pendapat, sebelum akhirnya disahkan.
Dengan keterlibatan langsung kalangan seniman dan perhatian DPR, revisi UU Hak Cipta diharapkan bisa menjawab tantangan besar dunia kreatif di tengah derasnya arus digitalisasi.
