Kota Sibolga diguyur hujan deras tanpa henti malam itu — angin berhembus kencang, dan air mulai naik di permukiman rendah. Dalam sekejap, beberapa kawasan berubah jadi kolam besar, sementara perbukitan di pinggir kota tampak rawan longsor.
Di salah satu kelurahan, tanah longsor menutup jalan utama — tumpukan tanah dan batu membuat akses terputus, membuat warga panik dan banyak yang mulai mengungsi ke tempat lebih aman. Rumah-rumah di area rawan banjir terendam, air merendam lantai hingga mendekati atap di beberapa rumah.
Tragedi paling memilukan terjadi saat air deras menghantam rumah salah satu keluarga ketika tengah malam. Warga terbangun panik, namun derasnya arus membuat evakuasi sulit. Sebagian berhasil menyelamatkan diri, namun ada yang tertimbun longsor. Isak tangis dan kesedihan menyelimuti lingkungan — kehilangan, trauma, dan kerusakan harta benda.
Kini, warga yang selamat mengungsi ke kerabat atau tempat penampungan sementara. Banyak di antara mereka kehilangan harta benda, sebagian rumah rusak parah, dan beberapa ruas jalan serta akses publik tak dapat dilalui. suasana penuh duka dan kecemasan menyelimuti Sibolga.
Di tengah bencana, harapan muncul dari kepedulian sesama warga — mereka bahu membahu saling membantu, berbagi makanan, perlengkapan darurat, dan mengevakuasi yang terdampak. Meski kondisi memprihatinkan, solidaritas dan semangat gotong-royong memberi sedikit rasa lega di tengah bencana.

