Jakarta – Peta politik ekonomi nasional kembali mengalami guncangan besar. Pemerintah resmi mengumumkan bahwa Sri Mulyani Indrawati tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan per 8 September 2025. Keputusan mengejutkan ini sontak menjadi sorotan publik, mengingat perannya yang begitu panjang dalam menjaga stabilitas keuangan negara.
Sri Mulyani dikenal sebagai sosok technocrat yang sudah malang melintang di panggung internasional. Kariernya bukan hanya di dalam negeri, melainkan juga di Bank Dunia. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil melewati berbagai badai: dari krisis global 2008, hantaman pandemi COVID-19, hingga tekanan fiskal akibat lonjakan harga komoditas.
Namun, perjalanan panjang itu kini berhenti di tengah jalan. Meski pemerintah belum mengumumkan secara resmi siapa penggantinya, muncul spekulasi bahwa arah kebijakan fiskal Indonesia akan memasuki fase baru dengan corak yang berbeda dari era Sri Mulyani.
“>Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi. Sebagian pihak menilai, perubahan ini bisa membuka ruang inovasi dalam pengelolaan keuangan negara. Namun, tak sedikit yang khawatir akan adanya ketidakpastian, mengingat Sri Mulyani selama ini dianggap sebagai “penjaga gerbang” disiplin fiskal dan transparansi anggaran.
Di balik semua kontroversi, jejak Sri Mulyani sulit dihapuskan. Kebijakan reformasi pajak, digitalisasi sistem fiskal, serta reputasinya sebagai figur bersih di tengah birokrasi kerap disebut sebagai warisan penting yang akan terus dikenang.
Kini, semua mata tertuju pada siapa yang akan melanjutkan tongkat estafet ini. Apakah penerusnya mampu menjaga kredibilitas keuangan negara di mata investor global? Ataukah Indonesia akan memilih jalan baru yang lebih berani namun penuh risiko?
Satu hal yang pasti, berakhirnya masa jabatan Sri Mulyani menandai titik balik penting dalam perjalanan ekonomi Indonesia.