Seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo menjadi pusat perhatian publik setelah rekaman videonya beredar luas di media sosial. Dalam potongan video tersebut, legislator yang diketahui bernama Wahyudin Moridu terdengar mengucapkan kalimat kontroversial terkait “merampok uang negara”.
Video itu awalnya tersebar di aplikasi perpesanan, lalu menjalar ke TikTok, Instagram, hingga Facebook, dan langsung memicu berbagai komentar dari warganet. Banyak yang menilai pernyataan tersebut mencederai kepercayaan masyarakat terhadap wakil rakyat.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Menanggapi polemik tersebut, Wahyudin akhirnya buka suara. Ia mengakui bahwa suara dalam video itu memang dirinya. Politisi dari PDIP tersebut menegaskan bahwa ucapannya tidak bermaksud serius dan ia tidak menyadari bahwa momen itu sedang direkam.
“Saya minta maaf kepada masyarakat Gorontalo dan seluruh rakyat Indonesia atas ucapan yang tidak pantas tersebut. Itu murni kelalaian saya,” ungkap Wahyudin dalam keterangan resminya.
Sikap DPRD dan Badan Kehormatan
Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo memastikan akan memanggil Wahyudin untuk memberikan klarifikasi langsung. Selain itu, pihak yang merekam video juga direncanakan ikut dimintai keterangan guna mengetahui latar belakang tersebarnya rekaman tersebut.
Pihak DPRD menegaskan, setiap anggota dewan terikat kode etik dan harus berhati-hati dalam bersikap maupun berucap, baik di ruang publik maupun privat.
Respon Publik
Di jagat maya, perdebatan masih berlangsung. Ada yang menuntut agar kasus ini diproses lebih jauh, sementara sebagian lain menilai cukup dengan permintaan maaf. Namun, tak sedikit pula yang mengingatkan agar wakil rakyat menjaga sikap karena publik menaruh ekspektasi tinggi pada integritas mereka.
Fenomena ini menunjukkan betapa cepatnya percakapan privat bisa menjadi konsumsi publik di era digital. Bagi para pejabat publik, ucapan yang dianggap sepele pun bisa menjadi bumerang jika tidak berhati-hati.

