Jakarta — Suasana pagi di kawasan Kelapa Gading mendadak berubah mencekam pada Jumat (7/11). Sebuah ledakan mengguncang masjid di kompleks SMA Negeri 72 Jakarta Utara, meninggalkan kepanikan dan luka bagi sejumlah korban. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, Polda Metro Jaya akhirnya menyampaikan temuan penting: motif pelaku bukan terorisme, melainkan persoalan pribadi yang dalam.
Menurut penyelidikan sementara, pelaku yang masih berusia 17 tahun diketahui memiliki tekanan emosional berat. Polisi menyebut, remaja tersebut merasa tertekan oleh masalah keluarga dan hubungan sosial di lingkungan sekolahnya. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary, menegaskan bahwa tidak ada indikasi jaringan teror atau motif ideologis di balik peristiwa ini.
“Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku melakukan tindakan ini karena masalah pribadi, bukan karena motif agama atau politik,” ujar Ade Ary dalam konferensi pers, Senin (10/11).
Ledakan tersebut terjadi saat sejumlah siswa dan guru sedang berada di sekitar area masjid. Beberapa saksi mata mengaku mendengar suara keras diikuti asap tebal. Polisi bersama tim Gegana langsung mengevakuasi lokasi dan melakukan olah TKP.
Hasil sementara mengungkap bahan peledak berasal dari campuran bahan rumah tangga yang dirakit secara sederhana, namun cukup kuat untuk menimbulkan kerusakan ringan di sekitar lokasi. Beberapa korban mengalami luka bakar ringan hingga sedang dan telah mendapat perawatan di rumah sakit terdekat.
Peristiwa ini mengundang keprihatinan banyak pihak. Pakar psikologi remaja menilai, tindakan tersebut bisa menjadi alarm serius tentang kondisi kesehatan mental di kalangan pelajar. Banyak yang menyerukan agar sekolah memperkuat layanan konseling dan komunikasi dengan siswa yang menunjukkan tanda-tanda tekanan emosional.
Sementara itu, pihak kepolisian menegaskan penyelidikan masih berlanjut untuk memastikan tidak ada pihak lain yang terlibat atau memengaruhi pelaku.
Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa ledakan tak selalu bermula dari bahan peledak, melainkan dari batin seseorang yang tak lagi sanggup menanggung beban.

